Antara Bahagia Dan Kecewa


Part 1 
Author : Yeni Nurkhalizah


Matahari belum menampakan keindahannya. Hari ini aku benar-benar merasa semangat yang tak seperti biasanya. Berangkat ke sekolah dengan perasaan yang gugup dan tak beraturan. Ada apa? Aku selalu bertanya akan hal itu. Mungkin akan ada sesuatu yang menarik disana? Entahlah, aku tak ingin membuat diriku pusing. Pagi itu, setibanya di parkiran sekolah. Rasa gugup itu semakin membesar pada diriku. Dan aku berusaha menjauhkan rasa gugup ku dengan nafas yang santai. Setiba di kelas, duduklah aku di kursiku. Melamunkan ada apa dengan diriku? Lagi-lagi aku tidak ambil pusing untuk hal itu. Aku palingkan semua perasaan ku sambil memainkan ponselku. Sebelum bel berbunyi, seperti biasa aku membuka sosial media yang kini menjadi trending topik bagi anak-anak remaja. Aku mendahulukan membuka‘Instagram’, ada apa disana? Aku terkejut aneh. Karena memang tidak biasanya seseorang yang ku kagumi menyukai foto-fotoku disana. Terimakasih ternyata rasa gugup ku karena hal ini. Indah dan sangat indah, aku bersyukur sekali ya Allah walaupun itu belum pasti.
Bel masuk berbunyi. Para murid-murid pun bergegas masuk ke kelas nya masing-masing. Aku yang terlihat aneh dengan semangat baru ku. Terimakasih yang sudah memberikan itu, aku menyukaimu. Aku memang belum mencintai nya dengan sepenuh hatiku, ku hanya sekedar mengagumi nya. Bagaimana tidak, banyak wanita yang mengagumi nya juga, tidak hanya aku. Dia memang sosok laki-laki yang aku suka, tampan itu pasti. Memang semua wanita bahkan semua orang hanya melihat orang yang mereka suka hanya secara fisik, tapi beda dengannya. Bukan karena dia tampan saja, melainkan pintar dalam segala hal. Dia pun tak pernah lupa sholat di mushola sekolah. Ada apa dengan ku? Memujinya terus menerus. Sampai akhirnya lamunanku terbangun karena guru sudah masuk ke kelas ku. Aku belum ingin cerita apa-apa kepada teman-teman ku akan kebahagian ku pagi itu.
Guru itu menjelaskan pelajaran dengan teliti. Aku suka dengan pelajaran nya, tapi tetap saja hal yang membuat ku bahagia tidak bisa kulupakan. Sekali lagi terimakasih ya semoga dirimu membaca ini. 2 jam telah usai, saat nya istirahat pertama. Aku benar-benar ingin melewati kelas nya, memandang nya dari kejauhan. Nyatanya itu benar, aku memandangi nya walaupun dengan waktu yang tak cukup lama. Karena aku dan teman-teman ku harus membeli makanan kecil di kantin. Cukup kesal karena aku tak bertemu dengan nya di kantin, ya memang aku tahu dia tidak jajan di kantin sekolah melainkan makanan yang dijual di depan gerbang sekolah kami. Lagi-lagi sepulang nya dari kantin ia belum kunjung pergi, dia tetap disitu dan membuat ku ingin memandanginya.

Aku percepat saja ceritanya, saat waktu sholat dzuhur tiba. Seperti yang ku katakan, ia memang selalu datang ke mushola untuk melaksanakan sholat dengan teman-temannya. Aku bahagia sekali, lagi dan lagi bertemu dengannya. Apa dia tahu ada yang sedang meperhatikannya dari kejauhan? Ku rasa tidak, kalau memang ia tahu biarlah dia tahu sediri. Saat dia menuju mushola dengan teman-teman nya, ku rasa ia juga sedang bahagia sama seperti diriku yang bahagia karenanya. Sepulang sekolah, perasaan itu tetap menempel pada diriku. Aku ingin mengungkapakan perasaan ku itu dengan membuat status pada salah satu sosial media milik ku ‘BBM’. Aku menulis nama singkatan nya pada kolom status, mengungkap kan segala rasa kebahagian ku karena nya. Padahal, dia hanya menyukai foto ku bukan diri ku, tapi kebahagian nya luar bisa menempel pada diriku hingga berhai-hari. Seperti itulah yang ia lakukan, setiap diri ku meng-upload foto di ‘Instagram’ entah kapan, pasti dia menyukai nya.

Sore hari, ada pesan dari teman ku yang ia kirim lewat ‘LINE’, itu teman ku yang berada di Belanda. Aku membacanya dalam hati. Senang sekali berbagi cerita dengan nya. Dia baik, wanita sholeha yang pernah aku kenal. Terimakasih kau mau menjadi teman ku. Sambil menunggu balasan darinya, aku hanya membaca-baca pesan dari dirinya yang dulu-dulu. Akhirnya timbulah sesuatu yang membuat ku penasaran, apakah laki-laki yang aku kagumi itu memiliki ‘LINE’ . Aku coba searching namanya, bahagia nya aku ketika nama dirinya ada. Aku langsung meng-Add nya sebagai teman ku.
Malam nya, aku membuka ‘LINE’ karena rasa penasaran ku terhadapnya. Apa yang terjadi?? Dia? Mengirimi ku pesan? Mengajak ku bermain games               ‘’ Let’s Get Rich‘’ walaupun itu udangan dan bukan pesan langsung darinya. Secara langsung itu membuat ku berdebar, bertanya-tanya - Ada apa?, Masa iya? – Rasanya itu tidak mungkin. Aku mencoba tenang, dan mendownload games itu karena aku ingin lebih dekat dengan dirinya. Lagi-lagi terimakasih ya Allah kau selalu memberiku kebahagian yang tak terduga, MashaAllah. Cukup lama perjuangan ku memperjuangi ini, mendownload games yang lama sekali dan membuat ku bosan. Tapi itu tidak membuatku patah semangat. Apa kok semangat? Iya memang dia semangat ku hari ini.
Menunggu, siapa yang tak bosan dengan ini? Semua orang tidak suka jika harus menunggu. Tapi ketika diri ku menunggu pasti selalu ada sesuatu yang terselip dibalik itu semua. Mungkin jika diri ku berduel di games itu membuat kami menjadi dekat? Itu mungkin saja. Akhir nya inilah detik-detik penungguan ku segera usai. Sebenarnya, aku tidak terlalu suka bermain games, apalagi ini permainan yang belum pernah ku coba. ‘YEEES’ itu kata pertama yang ku ucapkan ketika selesai men-downloadnya. Tak sabar mencoba bermain nya, ku buka dan ternyata sangat mengecewakan diriku. Games itu harus mendownload bahasa terlebih dahulu sesuai yang kita pilih sebelumnya, lama sekali menunggu nya, membuat ku putus asa saja. Lalu ku tekan tombol back pada ponsel ku, aku sudah terlalu bosan kalau harus menunggu lagi. Aku membalas pesan nya agar menghilangkan rasa kekesalan ku. Aku bertanya pada dirinya tentang games itu, memang ternyata benar mendownload games itu perlu kesabaran yang tak terhingga. Akhir nya chat kami hanya berlangsung sebentar dan hanya membicarakan tentang games itu. Membosankan benar-benar membuat ku bosan.
Keesokan harinya, mungkin sekarang aku tahu bagaimana perasaan ku kepadanya. Aku mencintainya, sunguh mencintainya. Aku tidak melihat nya secara fisik, tapi kualitas dirinya yang membuat diriku terkagum-kagum. Semakin rasa itu tumbuh, semakin sering aku bertemu dengan nya.Walaupun tidak berkomunikasi dengan nya. Tidak apa-apa, melihat nya saja membuat diriku bahagia.   

 Thanks for reading gays! Semoga seseorang yang ku maksud di cerita ini, membaca nya. Kapan-kapan ceritanya di lanjut lagi:)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

English: Contoh Report Text & Bioghraphy

Cerita Teks Sejarah : Gedung Juang 45